
AMI Probolinggo (Foto ; Istimewa)
Probolinggo, SGB-News.id,– Kekhawatiran orang tua terhadap maraknya permainan penghapus gangsing di kalangan pelajar semakin meningkat. Anggota Aliansi Madura Indonesia, Dierel, menegaskan bahwa pihak sekolah harus segera mengambil langkah tegas melarang permainan tersebut karena sudah mengandung unsur berbahaya.
Permainan yang awalnya hanya menggunakan penghapus kini dimodifikasi dengan menambahkan staples dan paku pin (pines) di sekelilingnya. Modifikasi itu membuat penghapus gangsing berubah menjadi benda tajam yang berpotensi melukai tangan, wajah, bahkan mata para siswa.
“Ini bukan lagi sekadar permainan. Dengan adanya staples dan paku pin, penghapus gangsing sudah berubah menjadi benda berbahaya. Pihak sekolah jangan menunggu ada korban baru bertindak,” tegas Dierel, Senin (22/9).
Kecemasan juga datang dari para orang tua. Seorang wali murid, Siti Aminah, menyebut permainan itu sangat meresahkan. “Saya mendapati anak saya membawa penghapus yang dipenuhi staples dan paku pin. Bayangkan kalau terlepas dan mengenai mata, bisa buta. Kami mendesak sekolah tidak hanya melarang, tapi juga melakukan razia dan memberikan sanksi,” ujarnya dengan nada kecewa.
Aliansi Madura Indonesia menilai lemahnya pengawasan sekolah membuka ruang bagi permainan berbahaya tersebut berkembang. Dierel menegaskan, pihak sekolah tidak boleh abai terhadap keselamatan anak didiknya. “Sekolah harus proaktif, jangan hanya fokus pada akademik, tetapi juga memastikan lingkungan belajar tetap aman,” tambahnya.
Orang tua dan masyarakat kini menunggu komitmen nyata sekolah dalam menertibkan permainan berisiko ini. Jika dibiarkan, potensi kecelakaan yang melibatkan siswa akan semakin besar dan bisa menimbulkan penyesalan di kemudian hari.
Pitric Ferdianto