
**Probolinggo, – Sgb.news 18 Oktober 2025** — Pondok Pesantren Al-Mashduqiah kembali menggelar *Al-Mashduqiah Spektakuler*, sebuah pertunjukan puncak tahunan dari rangkaian *Program Orientasi dan Pengenalan Kampus* (PROSPEK). Tahun ini, acara tersebut mengangkat tema besar **“Al-Mashduqiah Membangun Peradaban dengan Persaudaraan”**, yang dikemas dalam tiga segmen penampilan penuh makna dan kualitas artistik tinggi.
Disaksikan oleh lebih dari **5.000 penonton**, acara ini bukan hanya menjadi hiburan tahunan, tetapi juga wahana edukasi dan refleksi nilai-nilai kemanusiaan, kebudayaan, dan kehidupan santri. Seluruh pertunjukan dirancang dan dibawakan langsung oleh para santri Al-Mashduqiah, dengan koordinasi penuh oleh tim internal pesantren.
### **Tiga Segmen Bertema Persaudaraan**
Acara dibagi menjadi tiga segmen utama yang membahas berbagai wujud persaudaraan dalam konteks global, budaya, dan kehidupan pesantren:
1. **Segmen 1: Persaudaraan Global – Palestina dalam Luka dan Harapan**
Dibuka dengan pementasan drama puisi, orasi kemanusiaan, dan lagu bersama yang melibatkan seluruh penonton, segmen ini menggugah kesadaran akan penderitaan saudara-saudara di Palestina. Santri tampil penuh penghayatan, menyuarakan solidaritas kemanusiaan dalam suasana haru dan empati.
2. **Segmen 2: Persaudaraan Lintas Budaya – Harmoni dalam Keberagaman**
Melalui penampilan *Drama Wayang Orang*, santri menyampaikan pesan bahwa keberagaman budaya bukan halangan, melainkan kekuatan dalam membangun harmoni. Pertunjukan ini memadukan unsur seni tradisional dan sentuhan modern, memperlihatkan adaptasi pesantren terhadap kekayaan budaya Indonesia.
3. **Segmen 3: Persaudaraan dalam Pesantren – Ukhuwah Sebagai Pondasi**
Segmen penutup ini menggambarkan kehidupan sehari-hari santri dalam bingkai ukhuwah Islamiyah. Disajikan dengan apik dan menyentuh, penampilan ini memperlihatkan nilai-nilai kebersamaan, saling menolong, dan kedisiplinan yang menjadi karakter khas dunia pesantren.
Seluruh penampilan telah melalui **empat kali gladi bersih** yang dilakukan secara intensif oleh seluruh tim kreatif dan penampil. Persiapan yang matang ini berbuah pada penampilan yang **maksimal, rapi, dan penuh penghayatan** pada hari pelaksanaan. Penataan panggung yang megah, menyerupai istana, adalah hasil karya seni para santri kelas akhir, menunjukkan bahwa proses kreatif benar-benar tumbuh dari lingkungan pesantren sendiri.
Kehadiran tokoh-tokoh penting seperti **Bupati Probolinggo Gus dr. Moh. Haris**, Kepala Kemenag Kabupaten Probolinggo, Kapolsek Kraksaan, dan Camat Kraksaan, menjadi bentuk apresiasi atas pencapaian santri dalam menyelenggarakan acara sebesar ini.
> “Saya sangat mengapresiasi kegiatan ini. Ini bukti bahwa santri bukan hanya bisa mengaji, tetapi juga mampu membangun peradaban melalui karya nyata,” ujar Bupati dalam sambutannya.
Untuk pertama kalinya, acara ini juga diramaikan oleh **bazar UMKM dari alumni dan abituren**, yang membuka ruang interaksi antar generasi serta memperkuat jejaring ekonomi di lingkungan pesantren.
*Al-Mashduqiah Spektakuler 2025* berhasil menjadi ajang pembuktian bahwa santri adalah agen perubahan yang siap membangun peradaban — tidak hanya lewat ilmu agama, tetapi juga melalui seni, budaya, dan solidaritas lintas batas.