
PROBOLINGGO -Sgb-News.id,–Sebuah proyek pemeliharaan bangunan RSUD Tongas dengan nilai kontrak Rp 147.809.121,26 kini tengah jadi bahan perbincangan pedas. Alih-alih menunjukkan transparansi dan profesionalitas, proyek ini justru dipenuhi kejanggalan yang menimbulkan tanda tanya besar: benarkah proyek dijalankan sesuai aturan, atau ada permainan yang sengaja ditutup-tutupi?
Temuan Mengejutkan di Lapangan
Pada peninjauan lapangan Selasa (19/8/2025), awak media bersama LSM menemukan fakta mencengangkan:
Tidak ada papan nama proyek. Padahal, ini adalah syarat wajib agar publik mengetahui sumber dana dan kontraktor pelaksana. Mengapa hal ini bisa dibiarkan?
Keselamatan kerja (K3) diabaikan. Pekerja dibiarkan tanpa pelindung, tanpa pengamanan, seolah nyawa mereka tak ada nilainya.
Diduga tidak sesuai spesifikasi. Indikasi pengerjaan asal-asalan tampak jelas di beberapa titik bangunan.
Minim pengawasan. Tak terlihat adanya pihak yang serius mengawasi jalannya pekerjaan.
Pengakuan Kontraktor yang Menohok
Ketika ditanya soal K3, pemborong proyek bernama Mas (D) dengan enteng menjawab, “Masih mau beli.”
Jawaban singkat ini seakan menjadi bukti telanjang bahwa proyek dimulai tanpa persiapan, tanpa peralatan standar, dan tanpa kepedulian terhadap keselamatan pekerja.
Pengawas dan Pihak RSUD Diduga Tutup Mata
Pertanyaan pun mencuat:
Ke mana pihak pengawas proyek?
Apakah RSUD Tongas tidak mengetahui kondisi ini?
Atau justru ada pembiaran karena sudah “terlalu nyaman” dengan pola seperti ini?
Dalam praktik proyek pemerintah, absennya papan nama dan lemahnya K3 seringkali menjadi “indikator klasik” adanya permainan di balik layar. Proyek berjalan, anggaran tetap cair, sementara kualitas dan keselamatan terabaikan.
Desakan Investigasi Serius
Aktivis LSM menegaskan bahwa proyek ini harus segera diaudit, baik dari sisi teknis maupun keuangan. Bila terbukti ada penyimpangan, kontraktor dan pengawas harus bertanggung jawab penuh.
“Publik berhak tahu ke mana larinya uang negara. Jangan sampai proyek ini hanya jadi bancakan oknum-oknum yang mencari keuntungan pribadi,” ujar seorang aktivis yang enggan disebut namanya.
Lebih dari Sekadar Proyek Fisik
Proyek RSUD Tongas seharusnya menjadi wujud pelayanan kesehatan yang lebih baik bagi masyarakat. Namun jika sejak awal saja sudah dipenuhi dugaan pelanggaran, maka wajar publik curiga bahwa proyek ini bukan sekadar pemeliharaan, melainkan bagian dari praktik kotor yang sudah terstruktur.
Jumat 22 Agustus dengan ditayangkan berita ini, AD selaku pelaksana memberikan jawaban bahwa kemarin sudah di pasang, namun terkait APD belum di berikan tanggapan.
Tim-Redaksi